Lindungi Perusahaan Anda Dari Cyber Crime-as-a-Service Attack (CaaS)

Blog News November 14, 2023

Dulu para pelaku cyber crime hanya menargetkan perusahaan besar dikarenakan keuntungan yang didapatkan juga akan besar. Tapi seiring berjalannya waktu dan semakin mudahnya melakukan cyber crime (hanya membutuhkan sedikit pengetahuan tentang keamanan siber, akses ke internet dan sejumlah uang), membuat para pelaku cyber crime menargetkan perusahaan kecil juga. Hal ini menunjukkan bahwa bahaya CaaS berlaku untuk semua skala perusahaan baik besar maupun kecil.

Sebelum membahas bagaimana cara menangani CaaS mari kita memahami apa dulu itu CaaS.

CaaS adalah suatu metode dimana pelaku cyber crime menyediakan berbagai layanan peretasan dan kejahatan dunia maya kepada individu atau kelompok lain, biasanya untuk keuntungan finansial. Dalam metode ini, pelaku cyber crime bertindak sebagai penyedia layanan, menawarkan pelanggan mereka berbagai macam CaaS dengan imbalan pembayaran. Beberapa contoh umum CaaS adalah:

  1. Ransomware as a Service (RaaS) : pelaku cyber crime menawarkan paket ransomware yang dapat digunakan individu atau kelompok lain untuk menginfeksi dan mengenkripsi data target mereka. Para penyerang kemudian meminta uang tebusan dari korban untuk mendekripsi data.
  1. Distributed Denial of Service-as-a-Service (DDoSaaS) : Dalam layanan ini, pelaku cyber crime menyediakan alat dan infrastruktur untuk meluncurkan serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS) pada situs web atau layanan online, sehingga menyebabkan layanan tersebut tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah.
  1. Botnets-for-hire : pelaku cyber crime dapat menyewakan botnet, yang merupakan jaringan komputer atau perangkat yang disusupi dan dikendalikan oleh entitas pusat (botmaster). Pelaku cyber crime dapat menggunakan botnet ini untuk mengirim spam, melakukan serangan DDoS, atau menyebarkan malware.
  1. Credential theft services : Beberapa pelaku cyber crime menawarkan layanan untuk mencuri kredensial login (misalnya nama pengguna dan kata sandi) dari individu atau perusahaan. Pelaku cyber crime lainnya kemudian dapat menggunakan kredensial ini untuk memfasilitasi akses tidak sah lebih lanjut atau menjualnya di dark web.
  1. Malware-as-a-Service (MaaS): pelaku cyber crime menjual perangkat atau alat malware yang sudah jadi, sehingga memungkinkan orang lain melancarkan serangan tanpa membuat malware dari awal.

Penting untuk diingat bahwa CaaS masih dalam tahap awal dan kemungkinan besar akan semakin berkembang. Sehingga cara dan akibatnya akan semakin canggih, dan menimbulkan kerugian besar terhadap korbannya.

Orang yang mau melakukan kejahatan ini hanya perlu membayar sesuai target jumlah hasil yang diinginkan serta meningkatkan atau menurunkan skala aktivitas penyerangan sesuai tingkat keberhasilan yang bisa dianalisa. Misalnya, saat musim liburan, ada lebih banyak peluang untuk melakukan serangan tanpa terdeteksi.

Semakin mudahnya kejahatan dunia maya diakses oleh lebih banyak individu dan kelompok kejahatan terorganisir, perusahaan harus mengambil langkah-langkah tambahan untuk melindungi data mereka – di mana pun data tersebut berada.

Sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui secara pasti di mana data sensitif mereka berada dan menerapkan kontrol keamanan yang benar. Manajemen kunci dan kebijakan terpusat sangat penting untuk mempertahankan kontrol data di semua lingkungan (termasuk cloud publik, privat, dan hybrid). Perusahaan juga harus memastikan data sensitif dienkripsi – untuk berjaga-jaga jika hal terburuk terjadi, dan peretas berhasil mendapatkan akses ke sistem perusahaan.

Perlindungan yang memadai terhadap CaaS memerlukan program keamanan siber yang mendasar tetapi komprehensif. Strategi dasar keamanan siber harus mencakup komponen-komponen berikut:

  1. Risk Assessment : Identifikasi dan prioritaskan risiko keamanan siber dengan menilai aset, ancaman, kerentanan, dan tingkat kerugian.
  1. Education and Training : Mendidik karyawan tentang prosedur keamanan yang terbaik, termasuk kata sandi yang kuat, mengetahui bermacam-macam jenis phishing, penggunaan internet yang aman, dan melaporkan aktivitas mencurigakan.
  1. Strong Passwords and Authentication : Menerapkan kebijakan kata sandi yang kuat dan mendorong penggunaan autentikasi multifaktor (MFA).
  1. Firewalls and Network Security : Pasang firewall untuk mengontrol lalu lintas data masuk/keluar, mencegah akses tidak sah, dan memfilter konten berbahaya.
  1. Software Updates and Patch Management : Selalu perbarui software untuk mencegah eksploitasi kerentanan keamanan sistem yang diketahui.
  1. Data Encryption : Gunakan enkripsi untuk melindungi data sensitif saat data dikirim dan saat disimpan.
  1. Secure Configuration : Pastikan perangkat keras dan perangkat lunak dikonfigurasi dengan aman.
  1. Backup and Recovery : Cadangkan data penting secara teratur dan verifikasi cadangan.
  1. Incident Response Plan : Membuat rencana untuk merespons pelanggaran keamanan siber, termasuk peran, komunikasi, dan mitigasi.
  1. Access Control and Least Privilege : Menerapkan kontrol akses untuk membatasi hak pengguna.

Seiring dengan semakin canggihnya operasi CaaS, perusahaan harus tetap waspada dan terus meningkatkan pertahanan keamanan siber untuk melindungi data sensitif dan mempertahankan kendali atas aset digital mereka. Karena itu beradaptasi dengan perubahan  ancaman dan tetap proaktif dalam melawan ancaman dunia maya sangatlah penting.

Sumber : https://cpl.thalesgroup.com/blog/encryption/cyber crime-as-a-service-caas-explaned

 

  • Share this