Laporan kelima Sophos tentang State of Ransomware mengungkapkan pengalaman nyata dari 5.000 perusahaan di seluruh dunia terkait serangan ransomware, termasuk penyebab utama, tingkat keparahan, dampak finansial, dan waktu pemulihan.

Penurunan Tingkat Serangan, Peningkatan Biaya Pemulihan

Tahun lalu, 59% dari 5000 perusahaan terkena ransomware, sedikit menurun dari 66% di tahun-tahun sebelumnya. Meski ada penurunan, lebih dari setengah perusahaan masih diserang. Namun, biaya pemulihan tanpa termasuk pembayaran tebusan melonjak menjadi $2,73 juta dari $1,82 juta di tahun 2023.

Rata-rata, kurang dari setengah (49%) komputer di perusahaan terkena serangan ransomware. Hanya 4% perusahaan yang melaporkan lebih dari 91% komputer mereka menjadi terenkripsi.

Lebih dari Separuh Korban Membayar Tebusan

Untuk pertama kalinya, lebih dari setengah (56%) perusahaan yang datanya terenkripsi membayar tebusan untuk memulihkannya. Penggunaan cadangan data sedikit menurun dari 70% menjadi 68%, dan 26% menggunakan cara lain seperti bekerja sama dengan penegak hukum atau menggunakan kunci dekripsi publik. Hampir setengah (47%) dari organisasi menggunakan lebih dari satu metode untuk memulihkan data, meningkat dari 21% di tahun 2023.

Pembayaran Tebusan Meningkat, Tetapi Tidak Sesuai yang Diminta

Dari 1,097 responden yang membayar tebusan, pembayaran rata-rata meningkat lima kali lipat dari $400.000 menjadi $2 juta. Hanya 24% yang membayar sesuai dengan permintaan awal, 44% membayar kurang, dan 31% membayar lebih.

Laporan ini berdasarkan survei independen yang ditugaskan oleh Sophos dan dilakukan oleh Vanson Bourne antara Januari dan Februari 2024. Survei melibatkan pemimpin TI dan cyber security dari perusahaan dengan 100 hingga 5.000 karyawan di Amerika, EMEA, dan Asia Pasifik. Responden di sektor pendidikan dibagi menjadi pendidikan rendah (hingga usia 18 tahun) dan pendidikan tinggi (di atas 18 tahun).

sumber: https://news.sophos.com/en-us/2024/04/30/the-state-of-ransomware-2024/