Di era di mana setiap klik, data, dan keputusan ditentukan oleh algoritma, kepercayaan menjadi fondasi utama yang membedakan antara kemajuan dan kerentanan.
Isu ini menjadi sorotan besar dalam ajang ISACA GRACS x IPSS 2025, yang digelar pada 28 Oktober 2025 di AYANA Midplaza Jakarta dengan tema besar:
“Trust by Design: Privacy, Security, and AI Governance for the Future.”
Acara yang dihadiri oleh para profesional di bidang governance, risk, assurance, dan cybersecurity ini menghadirkan diskusi mendalam tentang bagaimana kepercayaan harus dibangun sejak awal — tidak hanya melalui kebijakan, tapi juga lewat arsitektur sistem dan budaya organisasi.
Trust by Design: Dari Teori ke Implementasi
Konsep Trust by Design tidak sekadar jargon. Ini adalah pendekatan yang memastikan bahwa keamanan dan privasi bukan tambahan, tetapi fondasi dari setiap inovasi digital.
Bagi organisasi modern, membangun kepercayaan berarti menanamkan prinsip keamanan dalam setiap lapisan: mulai dari desain sistem, pengelolaan data, hingga interaksi dengan pengguna.
Dymar, sebagai salah satu Gold Sponsor di ajang ini bersama Synnex Metrodata Indonesia, Sophos, dan Forcepoint, membawa perspektif nyata tentang bagaimana prinsip tersebut dapat diwujudkan melalui solusi keamanan yang terukur dan adaptif.
Kolaborasi Dymar, Synnex Metrodata Indonesia, Sophos, dan Forcepoint
Melalui booth kolaboratifnya, Dymar menampilkan beragam solusi keamanan dari Sophos dan Forcepoint yang dirancang untuk menjawab tantangan keamanan modern.
Dari sisi Sophos, pengunjung dapat melihat bagaimana pendekatan unified cybersecurity mereka — melalui Sophos Central, Intercept X, dan Sophos Firewall — memberikan perlindungan menyeluruh dengan integrasi berbasis AI dan real-time threat intelligence.
Solusi ini membantu organisasi mendeteksi, menganalisis, dan merespons ancaman lintas jaringan, endpoint, hingga cloud secara efisien dan terukur.
Sementara itu, Forcepoint menghadirkan pendekatan human-centric security dengan menggabungkan behavioral analytics, data protection, dan zero-trust architecture untuk memahami pola perilaku pengguna dan mendeteksi risiko sebelum menjadi insiden — bukan sekadar bereaksi setelah pelanggaran terjadi.
Bersama Synnex Metrodata Indonesia, kolaborasi ini menegaskan pesan bahwa keamanan yang efektif tidak berdiri sendiri — ia dibangun melalui sinergi antara teknologi, proses, dan manusia.
AI Governance: Menjaga Etika di Balik Inovasi
Salah satu topik besar di GRACS x IPSS 2025 adalah AI governance — bagaimana memastikan sistem berbasis kecerdasan buatan bekerja secara etis, transparan, dan aman.
Bagi Dymar, ini bukan sekadar wacana, melainkan realitas yang harus dihadapi industri. Ketika AI digunakan untuk analisis data, deteksi anomali, atau otomatisasi keputusan, organisasi harus memastikan bahwa model dan datanya tidak bias, tidak rentan terhadap manipulasi, dan mematuhi prinsip privasi.
Pendekatan AI governance by design yang dibahas di forum ini menekankan pentingnya pengawasan manusia dalam setiap tahap penggunaan AI.
Hal ini sejalan dengan filosofi Dymar: bahwa teknologi seharusnya memperkuat kepercayaan, bukan menggantikannya.
Data Protection sebagai Pilar Kepercayaan
Di tengah arus data yang tak terbendung, data protection bukan hanya masalah teknis — ini adalah komitmen moral dan bisnis.
Solusi yang dibawa Dymar bersama Sophos dan Forcepoint di GRACS x IPSS 2025 membantu organisasi menjaga data sensitif tanpa menghambat produktivitas.
Dengan kemampuan seperti Data Loss Prevention (DLP), Cloud Access Security Broker (CASB), User Activity Monitoring, serta AI-driven Threat Detection dan Endpoint Protection, organisasi dapat memastikan bahwa data mereka aman di mana pun berada — baik di cloud, endpoint, maupun dalam sistem internal.
Dengan terus berkolaborasi bersama mitra global seperti Sophos dan Forcepoint, Dymar membantu organisasi di Indonesia membangun strategi keamanan yang tidak hanya melindungi data, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan jangka panjang.